Inilah Perbedaan antara Angin Duduk (Angina) dan Serangan Jantung - gcway media

Inilah Perbedaan antara Angin Duduk (Angina) dan Serangan Jantung

 Karena gejalanya mirip, beberapa orang tidak bisa membedakan angin duduk (angina) atau serangan jantung.

Keduanya berhubungan dengan nyeri dada dan merupakan akibat dari penyakit arteri koroner. Penumpukan plak di dalam pembuluh membuatnya menyempit, artinya tidak banyak darah yang bisa melewatinya untuk membawa oksigen atau nutrisi ke otot jantung.


Jadi, meski ada kemiripan, serangan jantung dan angina bukanlah kondisi yang sama. Yuk, ketahui bersama perbedaan antara angina dan serangan jantung!


Perbedaan fisik antara angina dan serangan jantung

Angina adalah istilah untuk nyeri dada yang berasal dari tidak cukupnya aliran darah ke jantung, mengutip laman American Heart Association. Ketika jantung tidak mendapatkan cukup darah, tubuh memicu sinyal peringatan bahwa jantung berisiko mengalami kerusakan. Angina adalah jenis rasa sakit khusus yang dialami saat jantung bermasalah.


Di sisi lain, serangan jantung terjadi ketika penyempitan parah atau menyebabkan penyumbatan, menyebabkan kerusakan pada otot jantung. Dengan kata lain, serangan jantung adalah kondisi medis yang sebenarnya dan angina adalah gejalanya.


Angina adalah apa yang dirasakan saat jantung tidak mendapatkan cukup darah, sedangkan serangan jantung adalah saat kurangnya aliran darah mulai menyebabkan kerusakan nyata pada jantung.


Berikut ini adalah beberapa contoh umum dari apa yang dianggap sebagai angina "tipikal":


Nyeri dada, sering digambarkan sebagai tekanan atau seperti diremas, yang membaik dengan istirahat.

Nyeri di leher, rahang, bahu, lengan, atau punggung.

Sesak napas.

Kamu mungkin juga mengalami gejala lain yang mungkin tidak disadari sebagai akibat dari penyakit jantung. Ini disebut gejala "atipikal", dan ini termasuk:


Kelelahan.

Kelemahan.

Mual.

Gangguan pencernaan.

Gejala atipikal lebih sering terjadi pada perempuan, atau pada orang dengan diabetes.


Angina mungkin merupakan gejala serangan jantung, tetapi jika kamu mengalami serangan jantung, rasa tidak nyamannya mungkin lebih parah atau terjadi saat istirahat. Terkadang sulit untuk membedakannya, jadi sebaiknya segera cari pertolongan medis.


Mengalami angina tidak selalu berarti kamu mengalami serangan jantung, tetapi bisa jadi itu adalah tanda serangan jantung, terutama jika rasa sakitnya baru, memburuk, ini berubah.


Pemicu angina


Karena angina berasal dari otot jantung yang tidak mendapatkan darah sebanyak yang dibutuhkannya, apa pun yang meningkatkan jumlah darah yang dibutuhkan jantung dapat memicu angina. Ini bisa meliputi aktivitas fisik, stres, dan merokok.


Saat kamu beristirahat, jantung mungkin mendapatkan cukup darah meskipun arteri koroner menyempit. Namun, begitu kamu mulai bergerak, jantung mulai bekerja lebih keras. Apabila arteri koroner tidak mampu mengalirkan cukup darah ke jantung aktif, kamu akan mulai merasakan angina. Stres dapat membuat jantung bekerja lebih keras dan juga memicu angina.


Mengelola gejala angina

Dalam beberapa situasi, gejala angina bisa ditangani di rumah. Beberapa orang mengalami angina yang sangat dapat diprediksi dan tidak berubah seiring waktu. Ini disebut angina stabil.


Perawatan angina di rumah adalah sebuah pilihan. Kalau kamu didiagnosis dengan penyakit arteri koroner, dan dokter menganggap itu bisa dilakukan, kamu bisa mencoba mengobati angina di rumah. Namun, ini hanya jika gejala tidak berubah.


Berikut beberapa ciri angina stabil yang bisa kamu tangani di rumah:


Kamu sudah familer dengan gejalanya.

Kamu mengalami rasa sakit yang sama dengan jumlah aktivitas yang sama.

Rasa sakitnya tidak lebih buruk dari waktu lainnya.

Tidak mengalami gejala baru yang belum pernah kamu alami sebelumnya, seperti sesak napas, kelelahan yang makin parah, atau pusing.

Dalam kasus tersebut, kamu bisa mencoba beberapa langkah untuk mengobati angina di rumah.


Pertama-tama, hentikan aktivitas dan istirahat. Ini akan memperbaiki gejala.

Minum obat yang disebut nitrogliserin. Ini dapat membantu angina dengan melebarkan pembuluh darah di tubuh, yang menurunkan jumlah darah yang dipompa jantung dan menurunkan tekanan darah. Ini membuat jantung lebih mudah bekerja, yang pada gilirannya membantu memperbaiki gejala angina.

Jika istirahat dan nitrogliserin tidak memperbaiki gejala seperti yang diharapkan, segera temui dokter.


Ada juga beberapa obat yang dapat kamu minum setiap hari untuk membantu mencegah angina:


Nitrat kerja panjang, seperti isosorbide, dapat mencegah angina. Obat ini bekerja seperti nitrogliserin untuk mengurangi kerja jantung.

Beta-blocker, seperti metoprolol, labetalol, carvedilol, atau nebivolol, juga dapat mencegah angina. Obat-obatan ini mengurangi jumlah pekerjaan yang dilakukan jantung, mengurangi jumlah darah yang dibutuhkannya.

Calcium channel blocker, seperti nifedipine, diltiazem, dan verapamil. Obat-obatan ini bekerja seperti beta-blocker untuk mengurangi seberapa keras jantung harus bekerja.

Apa yang harus dilakukan saat kamu tidak bisa membedakan antara angina dan serangan jantung?


Ingat selalu bahwa angina adalah gejala dari penyakit arteri koroner, dan penyakit ini dapat menyebabkan serangan jantung.


Mengalami angina bisa berarti kamu mengalami serangan jantung, tetapi tidak selalu. Ini juga berarti kamu berisiko mengalami serangan jantung.


Apabila merasa khawatir, segera pergi ke unit gawat darurat.


Kapan harus pergi ke unit gawat darurat untuk angina?

Jika angina baru, berubah, atau memburuk, jangan mengabaikannya. Ini disebut angina tidak stabil dan ini jauh lebih serius, karena bisa berarti penyakit arteri koroner sedang berkembang atau kamu mengalami serangan jantung.


Beberapa gejala bahwa kamu mungkin mengalami serangan jantung atau berisiko lebih tinggi terkena serangan jantung di antaranya:


Nyeri dada baru.

Rasa sakit yang memburuk.

Nyeri yang dimulai dengan aktivitas fisik yang kurang dari biasanya.

Nyeri saat istirahat.

Nyeri yang terasa berbeda dari yang dirasakan sebelumnya.

Apabila kamu mengalami gejala-gejala ini, segera pergi ke unit gawat darurat.


Diagnosis angina dan serangan jantung


Dilansir GoodRx Health, berikut ini adalah beberapa tes yang dapat dilakukan oleh dokter untuk mendiagnosis angina atau serangan jantung:


Elektrokardiogram (EKG): Pelacakan aktivitas listrik jantung. Ini dapat menunjukkan tanda-tanda serangan jantung yang serius, atau memberi petunjuk kepada tim kesehatan bahwa angina adalah tanda penyakit jantung yang lebih serius.

Tingkat troponin: Ini adalah tes darah yang mencari kerusakan jantung. Jika meningkat, ada kemungkinan besar kamu mengalami serangan jantung. Meski normal, kamu mungkin masih berisiko tinggi terkena serangan jantung dan perlu lebih banyak pengujian.

Rontgen dada dan tes darah lain: Mencari penyebab lain nyeri dada, seperti infeksi atau pembekuan darah di paru-paru.

Tes stres: Kerja jantung akan dipercepat, baik dengan berlari di atas treadmill atau dengan menerima obat melalui pembuluh darah di lengan. Ahli jantung akan melihat gambar khusus jantung saat bekerja lebih keras, untuk melihat apakah ada bagian jantung yang tidak mendapatkan cukup darah.

Kateterisasi jantung: Prosedur saat kawat disambungkan dari arteri di selangkangan atau pergelangan tangan ke jantung. Ahli jantung dapat menggunakan pewarna khusus dan sinar-X untuk mencari penyumbatan di jantung yang mungkin menyebabkan angina atau serangan jantung. Dokter kemudian dapat memasang stent untuk menopang pembuluh darah yang terbuka dan meningkatkan aliran darah ke jantung.

Meminimalkan risiko angina dan serangan jantung

Karena angina dan serangan jantung berasal dari penyakit arteri koroner, melakukan langkah-langkah untuk menurunkan risiko penyakit arteri koroner dapat menurunkan risiko angina dan serangan jantung.


Kamu tidak dapat mengubah beberapa faktor risiko penyakit jantung, seperti usia dan riwayat penyakit jantung dalam keluarga. Namun, ada baiknya untuk mengetahui bagaimana pengaruhnya terhadap risiko kamu.


Faktor lain yang meningkatkan risiko penyakit arteri koroner dapat diperbaiki untuk mengurangi risiko serangan jantung dan angina. Misalnya:


Diabetes.

Tekanan darah tinggi.

Kolesterol tinggi.

Merokok.

Kelebihan berat badan atau obesitas.

Menemui dokter secara berkala juga sangat membantu, sehingga dokter dapat memantau tekanan darah, diabetes, dan kolesterol tinggi.


Kiat diet jantung sehat lainnya termasuk mengubah pola makan, rutin olahraga, dan berhenti merokok. 


Terakhir, ketahui apakah penyakit jantung terjadi dalam keluarga. Memiliki riwayat keluarga dengan penyakit arteri koroner, terutama pada usia dini, meningkatkan risiko kamu. Mengontrol faktor risiko lain bahkan lebih penting jika penyakit jantung terjadi dalam keluarga.


Angina adalah gejala penyakit arteri koroner, sedangkan serangan jantung adalah saat penyakit arteri koroner menyebabkan kerusakan pada jantung.


Memiliki angina tidak selalu berarti kamu mengalami serangan jantung, tetapi itu berarti kamu mungkin berisiko. Mengalami nyeri dada bisa menakutkan, dan terkadang membingungkan. Jadi, jika ragu temui dokter sesegera mungkin.


Sumber...IDN Times