Menkes Budi Menyebutkan Masih Ada 5 Persen atau 240.000 Anak Indonesia Belum Imunisasi - gcway media

Menkes Budi Menyebutkan Masih Ada 5 Persen atau 240.000 Anak Indonesia Belum Imunisasi

Media Netizen - JAKARTA – Kementerian Kesehatan Indonesia memperingati puncak peringatan Pekan Imunisasi Dunia 2023, di Kantor Pusat Kementerian Kesehatan Jakarta, Minggu 7 Mei 2023 lalu.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, saat ini pemerintah terus menggenjot cakupan imunisasi di seluruh pelosok Indonesia.


Adapun cakupan imunisasi rutin lengkap nasional perlahan kembali meningkat pasca pandemi Covid-19. Kini sekitar 94,9 persen anak-anak Indonesia telah di imunisasi.


”Masih ada sekitar 5 persen atau 240.000 anak-anak Indonesia yang belum mendapatkan perlindungan tambahan dari imunisasi dasar lengkap," ungkap Budi dalam keterangan resmi, Jumat (12/5/2023).


Itu artinya, lanjut Budi, mereka yang belum di imunisasi masih berisiko tinggi terkena penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I).


"5 persen itu masih banyak, kalau kita turun sampai targetnya WHO yakni 99 persen artinya masih ada 1 perse atau 48.000 anak yang berisiko tinggi, kalau 99,9 persen masih ada 4800 anak. Itu kenapa belum sempurna, paling bagus cakupan imunisasi harus mencapai 100 persen,” papar Menkes.


Budi menilai, percepatan imunisasi perlu dilakukan terutama di Daerah Terluar serta di daerah-daerah yang cakupan imunisasinya masih rendah.


Menurut Budi, implementasinya perlu difokuskan pada dua hal. Pertama, meningkatkan pengetahuan masyarakat utamanya ibu hamil akan pentingnya perilaku promotif preventif melalui pemberian imunisasi rutin lengkap pada anak.


”Jangan buat Imunisasi sebagai program yang eksklusif, harus menjadi gerakan yang sifatnya inklusif. Supaya kepemilikannya ada di seluruh ibu-ibu Indonesia. Termasuk kepada seluruh ibu hamil di Indonesia,” jelasnya.


Sementara, Direktur Utama Holding BUMN Farmasi Honesti Basyir mengatakan, masyarakat perlu terus diberikan kesadaran akan pentingnya imunisasi dalam upaya meningkatkan kesehatan nasional.  


”Peringatan Pekan Imunisasi Dunia ini merupakan salah satu momentum yang baik untuk kembali meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya imunisasi, terlebih Covid-19 telah mengakibatkan cakupan imunisasi rutin lengkap anak menjadi rendah," sebutnya.


"Jika dibiarkan, akan berdampak pada munculnya outbreak penyakit yang sebenarnya dapat dicegah dengan imunisasi,” tambahnya.


Sebagai informasi, Bio Farma telah lebih dari 130 tahun mendukung program imunisasi nasional dengan memenuhi kebutuhan vaksin untuk masyarakat Indonesia.


Distribusi 178 juta dosis vaksin


Pada tahun 2022, Bio Farma telah mendistribusikan lebih dari 178 juta dosis vaksin untuk imunisasi bagi bayi, anak usia sekolah, dan wanita usia subur. 


Selain memenuhi kebutuhan vaksin dalam negeri, Bio Farma juga telah memenuhi kebutuhan vaksin global dengan mengekspor produknya ke lebih dari 150 negara.


Selama ini Bio Farma juga telah memproduksi berbagai jenis vaksin dengan kapasitas produksi hingga 3 miliar dosis.


"Bio Farma merupakan produsen vaksin yang masuk 5 besar dunia dan terbesar di Asia Tenggara," klaim Honesti.


Bio Farma telah memproduksi berbagai jenis vaksin, seperti polio, difteri, pertusis, tetanus, campak, hepatitis B, influenza, dan inovasi vaksin terbaru yaitu vaksin Covid-19 yang diberi nama IndoVac. Selain itu, kebutuhan 2/3 vaksin polio di dunia disuplai oleh Bio Farma. 


Sumber...Wartakota