Apakah Skizofrenia Sama dengan Psikosis? Ini Penjelasan Adib Setiawan S.Psi., M.Psi - gcway media

Apakah Skizofrenia Sama dengan Psikosis? Ini Penjelasan Adib Setiawan S.Psi., M.Psi

 


MEDIA NETIZEN- Skizofrenia ialah gangguan kejiwaan paling kronis dan ditandai dengan adanya halusinasi dan delusi, sehingga penderita mengalami perilaku dan sikap.


Sering kali skizofrenia disamakan dengan kondisi psikosis, lantas bagaimana penjelasan mengenai hal ini?


Adib Setiawan menyampaikan, psikosis adalah kondisi diskoneksi antara kenyataan.


Seseorang dengan psikosis sudah hidup di dalam ketidaknyataan, bisa dikatakan tidak adanya diskoneksi dengan kenyataan hidup.


Atau seseorang tersebut sulit membedakan antara imajinasi dan kenyataan.

Psikosis adalah tidak bisa membedakan antara imajinasi dan kenyataan.


Artinya, salah satu penderita psikosis adalah skizofrenia yaitu mengalami halusinasi dan delusi.


Halusinasi ialah adanya persepsi dari penglihatan dan pendengaran yang berbeda dari kenyataan.


Misalnya seseorang melihat kursi, bisa saja yang muncul adalah monster.


Atau orang melihat pohon, yang muncul adalah seorang nenek-nenek.


Apabila seseorang berhalusinasi seperti contoh di atas, maka persepsinya menjadi salah.


Orang melihat pohon tentu saja berwujud pohon.


Tetapi jika yang dilihat menjadi benda lain yang dipersepsikan lain, berarti menandakan halusinasi.


Misalkan seseorang mendengar suara motor, tetapi yang terdengar seolah-olah suara setan.


Contoh yang disebutkan di atas merupakan tanda dari skizofrenia.


Tanda skizofrenia lainnya adalah waham atau delusi.


Contoh dari delusi seperti delusi kebesaran, misalnya seseorang merasa menjadi raja, menjadi presiden, menjadi ulama, bahkan menjadi Nabi.


Waham kebesaran tersebut hanya terjadi dalam perasaan penderita saja.


Selain itu bisa saja penderita mengalami waham dianiaya, padahal orang di sekitar tidak menganiaya.


Hanya saja penderita merasakan waham penganiayaan.


Ada juga seseorang yang merasa adanya waham tentang pasangan hidup yang selingkuh, padahal pasangan hidupnya tidak selingkuh.


Sebagai contoh lain yakni merasa sakit tertentu, padahal kondisinya sehat.


Jika seseorang mengalami waham ringan, berarti belum skizofrenia.


Tetapi jika diiringi dengan halusinasi, ditambah waham-waham yang banyak bisa saja skizofrenia.


Hanya saja penderita psikosis tidak hanya skizofrenia.


Selain skizofrenia mungkin gangguan psikosis bisa dialami oleh orang yang depresi sangat berat.


Seseorang yang mengalami depresi berat memiliki kebiasaan di kamar terus dan tidak bisa membedakan antara kenyataan dan imajinasi.


Ini disampaikan pada channel YouTube Tribun Health bersama dengan Adib Setiawan S.Psi., M.Psi. Seorang psikolog keluarga dan pendidikan anak di Psikolog Indonesia.


(TribunHealth.com/Putri Pramesti Anggraini)